Fenomena Clear Air Turbulence (CAT) yang terjadi beberapa minggu terakhir ini khususnya di wilayah Indonesia, merupakan fenomena yang sulit diprediksi dan dapat mempengaruhi aktifitas penerbangan bahkan dapat membahayakan.
Mencermati fenomena tersebut sekaligus menindaklanjuti perintah Pangkoopsau II tentang himbauan Safety untuk mencegah terjadinya incident akibat clear air turbulence, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Nanang Santoso mengundang pejabat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Hasanuddin untuk memberikan pencerahan mengenai hal tersebut kepada para penerbang, crew dan beberapa pejabat, di ruang Pluto Lanud Sultan Hasanuddin.
Sutikno, SE, SSi, MSi dari BMKG Bandara Sultan Hasanuddin menjelaskan fenomena tersebut terjadi karena aliran udara yang bervariasi pada jarak yang pendek. Fenomena di atmosfer ini terjadi akibat perbedaan atau ketidakteraturan kondisi suhu dan tekanan. Fenomena skala kecil ini memiliki ukuran puluhan hingga ratusan meter, dengan durasi detik hingga beberapa menit, namun dapat berulang pada tempat yang sama atau daerah sekitarnya. Fenomena ini sangat sulit dideteksi oleh peralatan pengamatan konvensional, model cuaca ataupun satelit, demikian ungkapnya.
Sementara Komandan Lanud Sultan Hasanuddin menghimbau kepada seluruh awak pesawat untuk meningkatkan situation awareness dengan mewaspadai adanya cuaca ekstrim terutama pada saat pergantian musim, serta tetap memperhatikan emergency procedure.
Selain Komandan Lanud, hadir pada kesempatan tersebut Pangkosekhanudnas II Marsma TNI Andyawan Martono, Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Dedy Ilham S. Salam, serta para Kepala Dinas. (Penhnd/2016).